www.riaukontras.com
| Mantapkan Langkah Songsong Pilkada Rohil, Muhammad Maliki Daftar ke PPP, PDIP dan PKS | | Jaksa Agung Muda Pidana Militer Pimpin Upacara Peringatan Ke-116 Hari Kebangkitan Nasional | | Kajati Riau Pimpin Upacara Dalam Rangka Peringati Hari Kebangkitan Nasional Ke-116 | | Demi Menunjang Kinerja DPRD Natuna Usulkan Pembangunan Gedung Baru di TA - 2025 | | Menjadi Perhatian Ketua Komisi I DPRD, Wan Arismunandar Sidak Puskesmas dan RSUD Natuna | | Wakil Ketua 1 Daeng Ganda Surati Pemda Terkait Persoalan Kebutuhan Air Bersih
Follow:     Serikat Perusahaan Pers
Senin, 20 Mei 2024
 
Eksklusif Disajikan Sempena Hari Jadi Ke-511 Bengkalis
Bayu Amde Winata Penulis Buku Datuk Laksemana Raja di Laut 1800-1928 Penguasa Perairan Kerajaan Siak
Editor: Indra | Minggu, 13-08-2023 - 10:24:27 WIB

TERKAIT:
   
 

Bengkalis, RIAUkontras.com - Dalam jeda waktu, kondisi, dan kesibukan yang sedikit sulit, akhirnya jurnalis media ini yang memberikan kesempatan beberapa rekan seprofesi akhirnya berhasil melakukan wawancara eksklusif bersama Bayu Amde Winata seorang penyaji materi pameran foto Bengkalis Tempoe Doeloe dalam rangkaian acara Ekraforia Hari Jadi Ke-511 Bengkalis. Sabtu 29 Juli 2023.


Bayu sang penulis buku berjudul "Datuk Laksemana Raja Di Laut 1800-1928 Penguasa Perairan Kerajaan Siak" bersama Miral Mukhazi cucu Datuk Laksemana Raja Di Laut IV telah merampungkan buku dengan tebal 268 ini yang Insya Allah sekitar 2 atau 3 bulan kedepan akan beredar di tengah masyarakat.


Proses panjang selama 2 tahun sudah dilalui untuk menyiapkan buku yang disunting Attayaya Yar Zam, Desain dan Tata Letak Rona Paklek, Sketsa Acong, M Irfan Dhani dan Ibnul Mubarak ini. Meskipun ada sedikit kendala yang penulis hadapi yaitu dalam mencari arsipnya, "Karena cerita Datuk Laksemana Raja di Laut ini sebagian besar diarsipkan di Pemerintahan Belanda. Memang kendalanya adalah pencarian arsip itu tetapi begitu arsip itu ketemu kendala itu tidak menjadi sesuatu yang berarti," kata Bayu kepada awak media beberapa waktu lalu.


Bayu Amde Winata berharap, "Semoga Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis lebih menggiatkan lagi dalam melihat sejarahnya bagaimana bahwa dahulunya Bengkalis adalah sebuah pelabuhan penting di Selat Malaka kemudian seiring berjalannya waktu kita seakan melupakan laut dan kita melihat daratan sehingga posisi Bengkalis sebagai pintu gerbang di Provinsi Riau perlahan-lahan terlupakan. Semoga dengan even Ekraforia malam ini, Pemerintah Kabupaten Bengkalis melihat lagi bahwa sebetulnya Pulau Bengkalis ini adalah pulau yang penting posisinya di Pantai Timur Sumatera dan hal ini semakin banyak digaungkan," harapnya.


Kepada beberapa orang awak media yang melakukan wawancara, Bayu yang didampingi Attayaya mengisahkan sejarah Bengkalis mulanya terkenal dengan Telur Ikan Terubuk dan sejak Kerajaan Malaka berdiri Telur Terubuk ini sudah diekspor ke Malaka kemudian dibawa ke Eropa sehingga ketika Indonesia merdeka Telur Ikan Terubuk ini dikenal berasal dari Kabupaten Bengkalis. "Sayangnya, setelah tahun 1960an orang tidak mengenal lagi Telur Ikan Terubuk ini, hanya sebatas dongeng. Dengan adanya pameran (foto Bengkalis dan sekitarnya tempo dulu,red) ini, harapan kami orang-orang di Kabupaten Bengkalis kembali melihat bahwa ada sebuah identitas yang bernama Telur Ikan Terubuk dan ini merupakan identitas Bengkalis yang sudah mendunia. Dari catatan VOC atau Portugis diceritakan Terubuk Bengkalis ini menjadi identitas, dari Terubuklah Bengkalis ini dikenal, dari Terubuklah Bengkalis ini masuk dalam peta perdagangan dunia. Sejak tahun 1590an, posisi Bengkalis sudah tercatat dalam peta perdagangan dunia karena itulah Telur Terubuk Bengkalis ini menjadi identitas dan mungkin dapat dikatakan satu-satunya Ikan Terubuk yang terdapat di Pantai Timur Sumatera selain juga ada di Asahan, Sumatera Utara namun berbeda dengan Terubuk Bengkalis," kata Bayu berkisah.


Di masa silam, lanjut Bayu lagi, Telur Ikan Terubuk Bengkalis merupakan makanan kaum bangsawan sehingga mereka menjuluki Telur Ikan Terubuk itu adalah Caviar dari Asia Tenggara. Caviar ini adalah makanan makanan raja-raja di Eropa dan itu salah satu makanan yang dibawa dari kepulauan kita menuju ke kerajaan yang ada di Eropa sana.


Selain Terubuk, sejak tahun 1700an Bengkalis juga dikenal dengan pelabuhan emasnya, uniknya Bengkalis ini tidak memiliki tambang-tambang emas. Emas Bengkalis ini berasal dari Pantai Barat Sumatera, Minangkabau yang dibawa ke Bengkalis dan selanjutnya dibawa ke India, ke Malaka dan berbagai negara di benua lainnya sehingga mereka cukup mengenal dengan sebutan Emas Bengkalis. Sampai dengan Indonesia merdeka, orang-orang tua kita selalu mengatakan belilah emas di Bengkalis karena Emas Bengkalis itu memiliki sepuh yang berbeda dengan emas-emas lainnya yang ada di Indonesia. Kemudian juga pada tahun 1700an Emas Bengkalis itu lebih terkenal daripada emas yang berasal dari Aceh," beber Bayu.


Selain dikenal dengan Telur Ikan Terubuk dan Emas, dari Bengkalis juga diekspor lada hitam namu keberadaan lada hitam dari Bengkalis ini tidak sepopuler Telur Ikan Terubuk yang memang Bengkalis adalah penghasilnya, begitu juga dengan emas. Lada hitam di Bengkalis hanya menjadi pelabuhan, ketenarannya hanya bertahan sampai dengan berdirinya Kerajaan Siak dan setelah itu lada hitam tidak ada ditemukan dalam catatan perdagangan Belanda yang berasal dari Bengkalis. Selanjutnya, Gambir berasal dari Pantai Barat Sumatera juga dibawa dari pulau ini menuju ke Malaka, Batavia, bahkan Singapura, ke Penang.


"Bengkalis merupakan pelabuhan transit yang terbesar pada zamannya, bahkan tahun 1888 Pemerintah Hindia Belanda menjadikan Bengkalis sebagai FTZ, Free Trade Zone seperti Batam. Saking berpengaruhnya perdagangan di Pulau Bengkalis, Pemerintah Amerika menulis surat kepada Hindia Belanda pada masa itu untuk meminta izin jika kapal-kapal dari Amerika singgah di pelabuhan-pelabuhan di Indonesia diantaranya pelabuhan Bengkalis itu bebas dari pajak. Segitu pentingnya Bengkalis pada masa itu sebagai pelabuhan yang berada di muara dan berada di depan Selat Malaka," kata Bayu panjang lebar.


Ditegaskan kembali Bayu bahwa, "Bengkalis itu adalah sebuah pelabuhan penting pada zamannya, yang merupakan tempat persinggahan banyak pedagang dari berbagai bangsa sehingga memang keberagaman suku bangsa di Bengkalis ini sudah lama dikenal begitu juga sudah dikenal pada peta dunia sebagai penghasil Telur Ikan Terubuk. Sayangnya, narasi Bengkalis kemudian hilang dan orang-orang tidak lagi melihat Bengkalis sebagai pulau penting di Pesisir Timur Pantai Sumatera. Semoga dengan berbagai macam kegiatan yang kami lakukan bersama teman-teman yang berada di Pulau Bengkalis, orang-orang akan kembali melihat bahwa pulau ini merupakan pulau penting dan memiliki peranan perdagangan pada zamannya hingga sekarang. Alhamdulillah, setidaknya dengan narasi yang kami tulis bersama Bang Yar (Attayaya,red) dan Paklek sebagai desainer, buku Datuk Laksemana Raja Di Laut 1800-1928 Penguasa Perairan Kerajaan Siak ini semakin dikenal, orang semakin tahu bahwa Bengkalis serta Datuk Laksemana Raja Di Laut itu memiliki peran penting pada percaturan politik di Pantai Timur Sumatera sehingga orang-orang semakin melihat bahwa Pulau Bengkalis adalah sebuah pintu gerbang utama pada zamannya kemudian Datuk Laksemana Raja di Laut itu tidak lagi hanya menjadi sebuah mitos," harap Bayu.


Bayu juga menuturkan, "Inggris masuk mengembangkan Singapura, Penang Malaysia sedangkan Hindia Belanda melihat Bengkalis itu penting kemudian dijadikan sebagai FTZ Free Trade Zone tapi sebelumnya ibukota Pemerintahan Pantai Timur Sumatera di Bengkalis kemudian dipindahkan ke Medan, Sumatera Utara. Meskipun ibukotanya dipindahkan ke Medan, Bengkalis tetap menjadi titik penting oleh Pemerintah Hindia Belanda dan dijadikan sebagai pelabuhan bebas pajak sehingga menjelang Indonesia merdeka, Jepang masuk tahun 1942 peranan Bengkalis tidak lagi terlihat apalagi setelah Indonesia merdeka. Orang hanya melihat Bengkalis adalah sebuah pulau yang berada di depan dari negara Malaysia. Ditambah lagi dengan kejadian Dwikora atau di Pulau Jawa lebih dikenal sebagai Ganyang Malaysia yang menyebabkan hubungan dagang kita dengan Semenanjung Malaya, dengan Malaysia, hubungan kita dengan Singapura, susah karena memanasnya Ganyang Malaysia tadi. Kita hanya melihat koridornya itu orang-orang yang berbatasan langsung dengan wilayah-wilayah di Semenanjung Malaysia, ditutup aksesnya sehingga Bengkalis semakin tanda kutip terpuruk karena politik pada saat itu. Berbicara perdagangan dari Bengkalis primadonanya tetap Ikan Terubuk. Sejak adanya Kerajaan Malaka sampai dengan Indonesia merdeka, Telur Ikan Terubuk ini sudah sampai ke mana-mana bahkan awal tahun 1900, salah satu restoran yang berada di Belanda menyediakan menu Telur Ikan Terubuk Goreng yang dikasih sambal artinya tanpa kita sadari Telur Ikan Terubuk itu menjadi duta orang-orang Melayu di Eropa meskipun kemarin saat kami melakukan riset-riset sejarah di Malaka tentang Pulau Bengkalis, di museum Malaka itu juga menuliskan bahwa Telur Ikan Terubuk itu ada di Malaka tetapi mereka tidak menulis asalnya dari mana. PR kita selanjutnya adalah mengenalkan, mengangkat kembali cerita tentang Ikan Terubuk ini meskipun selama ini orang menganggap Terubuk itu adalah ikan kita tetapi kita kan tidak mengenal itu lagi. Dari PR kita tadi merupakan gerbong besar yang akan menarik cerita besar dari sejarah panjang Pulau Bengkalis ini. Usia Bengkalis tahun 2023 memang 511 tahun tapi jika kita berbicara Bengkalis besarnya periodisasinya jauh sebelum itu. Begitu Kerajaan Malaka berdiri telur-telur Ikan Terubuk sudah berangkat dibawa menuju ke Semenanjung sebagaimana saya sebutkan di atas tadi. Seiring berjalannya waktu, tahun 1512 terjadi orang-orang Bengkalis membantu menyerbu Portugis di Pagoh, Johor Malaysia sehingga menjadi sebuah identitas bahwa orang-orang Bengkalis pun berani melawan ketidakadilan tetapi karena keterbatasan sumber daya dan keterbatasan banyak hal, perlawanan orang-orang Bengkalis itu memang ada namun tidak begitu kuat. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu pulau ini memberi peranan penting dalam perdagangan lintas batas menuju Malaka, Singapura ini bahkan ke Batavia sendiri sebagai pusat kota metropolitan, Pulau Bengkalis ini sangat memiliki peranan," kata berdata Bayu Amde Winata.


Menjawab pertanyaan seorang awak media tentang motivasi Bayu Amde Winata menulis buku Datuk Laksemana Raja Di Laut 1800-1928 Penguasa Perairan Kerajaan Siak ini, "Adalah sebuah kalimat "Ape tidak aje tu". Padahal begitu kita melihat arsip-arsip yang ada di zamannya, ape tidak aje tu sebetulnya sesuatu yang besar, menceritakan tentang Ikan Terubuk, tentang emas Bengkalis itu sendiri, bahkan tentang Datuk Laksemana Raja Di Laut. Dari sinilah yang selama ini orang lihat itu hanyalah sebuah mitos, sebetulnya ketika kita melihat dari sisi sejarah semua ini ada peranannya. Dari sinilah saya meriset, mengangkat bahwa peranan-peranan ini penting untuk memperkuat narasi kita sebagai orang Melayu yang pada dasarnya juga memiliki peranan penting dalam percaturan politik. Sayangnya, sejarah lokal kita tidak terlalu diangkat, kita hanya melihat sejarah nasional yang luas yang ada di Pulau Jawa, Sulawesi, ada Kalimantan dan lain sebagainya. Semakin kita memperkuat sejarah lokal, itu akan membangun rasa kebanggaan kita bahwa identitas orang-orang Melayu itu memiliki peranan penting pada zamannya. Kebudayaan kita dari hari ke hari semakin hilang karena kita tidak lagi melihat laut, tidak lagi melihat hutan, tidak lagi melihat sungai inilah yang menyebabkan cerita-cerita ini semakin kita gaungkan, semakin kita angkat sehingga orang-orang hari ini akan melihat dahulunya orang-orang Melayu adalah pelaut, dahulunya orang-orang Melayu adalah memiliki keterikatan dengan hutan, memiliki keterikatan dengan lautnya dengan ikannya dan segala macamnya, semakin kita angkat maka identitasnya tidak akan hilang,"kata Bayu Amde Winata di akhir wawancara.


"Arsip-arsip Bengkalis yang ada di tempat lain, baik di Belanda, di Inggris, sedikit ada di Italia dan Spanyol merangkai sejarah di daerah ini, sejarah lokal Bengkalis itu sendiri maupun Riau. Arsip-arsip yang ditemukan Bayu Amde Winata menjadi bermanfaat untuk mengungkap sejarah dan pengetahuan sejarah tentang daerah. Kepada masyarakat kalangan pelajar, mahasiswa, dan para akademisi lainnya kami berharap ada data-data, informasi-informasi sejarah yang tidak hanya menjadi cerita di mulut tetapi ada buktinya, ada catatannya, ada rangkaian ceritanya, ada analisa sejarahnya misalnya tadi Bayu mengatakan bahwa perdagangan itu sangat kuat di Bengkalis sesuai sebuah analisa sejarah terhadap data-data yang berisi informasi, sebuah rangkaian cerita sejarah itu. Kepada generasi muda yang masih belajar, buku Datuk Laksemana Raja Di Laut dapat menjadi pijakan mereka bahwa ini adalah sejarah Bengkalis, sangat kuat sekali. Harapan selanjutnya kepada penulis yang lain bahwa apa yang kami lakukan dengan melahirkan buku ini, menjadi titik tolak untuk rangkaian buku-buku berikutnya karena berbicara Bengkalis itu tidak selesai dengan satu atau dua buku saja. Mungkin ada buku sejarah budaya dengan enokologis, musiknya ataupun hal-hal lain yang bisa diangkat dari berbagai data yang dapat dikumpulkan sehingga ada rangkaian-rangkaian buku-buku sejarah kita," harap Attayaya pula.**


Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 081261018886 / 085278502555
via EMAIL: riaukontras@gmail.com
(mohon dilampirkan data diri Anda)


 
Berita Lainnya :
  • Bayu Amde Winata Penulis Buku Datuk Laksemana Raja di Laut 1800-1928 Penguasa Perairan Kerajaan Siak
  •  
    Komentar Anda :

     
    TERPOPULER
    1 Bansos Covid-19 Kota Pekanbaru Diduga di Korupsi Hingga 3 Miliar Satu Kali Penyaluran
    2 "MEMORI" Dari Sisilah Marga Gea
    3 Diberitakan Tentang Dugaan VC Sex, Oknum PNS MW di Nias Mencoba Intimidasi dan Melaporkan Wartawan
    4 Diduga Karena Pemasangan Selang NGT, Pasien RSUD Langsa Meninggal
    5 Penundaan Pembayaran Disetujui BCA Finance dinilai Merugikan Masyarakat, Terapkan Bunga 18/23% Lebih
    6 Kembali Diamanahkan sebagai Pj Walikota Pekanbaru, ini Program Prioritas yang Sukses Dijalankan
    7 Arta melia: Jika Ada Pungutan Biaya Untuk Calon BPD laporkan ke pihak berwajib
    8 ABG Tewas Dikamar Hotel di Bengkalis, Pelaku "SAN" Dijerat Pasal Berlapis
    9 Menelisik Geliat Prostitusi Online Kota Duri, Antara Sindikat Prostitusi dan Penipuan
    10 Dimasa Pandemi Covid-19, Parma City Hotel Diduga Sediakan PSK Pada Tamu yang Menginab
     
    Galeri Foto | Advertorial | Opini | Indeks
    Redaksi | Disclaimer | Pedoman | SOP Perlindungan Wartawan | Kode Perilaku Perusahan Pers | Visi-Misi | Tentang Kami | Info Iklan
    © 2015-2022 PT. RIAUKONTRAS PERS, All Rights Reserved